Kritisi Pernyataan Rektor STPK Banau Terkait Keberadaan PT Geo Dipa di Halbar, SEMA HABAR: Pak Rektor Keliru
TERNATE, JH– Pengurus Sentral Mahasiswa Halmahera Barat (SEMA HABAR) Kota Ternate, mengomentari pernyataan Rektor Sekolah Tinggi Pertanian dan Kewirausahaan (STPK) Banau, yang turut mendukung keberadaan PT Geodipa Energy di Kabupaten Halmahera Barat (Halbar).
Menurut Wakil Sekretaris Bidang Gerakan Aksi Mahasiswa (Wasekbid GAM), Sukri Ali melalui Rilis yang disampaikan ke media pada Selasa (23/1) bahwa, pihaknya sangat kecewa dan menyayangkan adanya pernyataan Rektor STPK Banau Halbar dalam agenda sosialisasi terkait PT Geo Dipa Energi bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementrian ESDM) pada senin (22/1) kemarin.
“Kami menyayangkan adanya pernyataan dari bapak Rektor yang mendukung penuh serta membuka ruang kepada Kementrian ESDM dan PT Geo Dipa tanpa melihat nasib petani kita kedepan.” Ujarnya.
Menurutnya, kehadiran perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi yang berkedudukan di wilayah Desa Payo, Bobo, Saria, dan Idamdehe ini hanya akan menimbulkan kerugian bagi petani dan masyarakat.
“Kehadiran PT Geo Dipa hanya akan merugikan petani karena lahan yang digarap petani akan semakin mengecil,” Imbuhnya.
Terkait pernyataan Rektor STPK Banau kehadiran PT Geo Dipa Energi, SEMA HABAR Kota Ternate menilai pernyataan Rektor STPK tersebut cenderung keliru.
“Rektor STPK bilang bahwa kehadiran PT. Geo Dipa akan menjadi peluang bagi STPK Banau, padahal, secara bersamaan Rektor STPK Banau tidak memperhitungkan bahwa tentu ada banyak petani yang kehilangan lahan perkebunan setelah adanya pembebasan lahan oleh pihak perusahaan,” jelasnya.
Sukri yang juga merupakan Presiden BEM Fakultas Sastra dan Ilmu Budaya Unkhair ini juga turut mengkritisi pernyataan lainnya dari Rektor STPK Banau terkait peluang diterapkannya program Grand House sebagai inovasi baru dalam pertanian setelah hadirnya PT. Geo Dipa Energy. Menurutnya, masalah mendasar dari sektor pertanian dan ketahanan pangan di Halbar adalah ketersediaan lahan dan sumber daya manusia di Halmahera Barat.
“Masalahnya skarang adalah menjaga ketersediaan lahan sebagai wadah implementasi keilmuan bagi mahasiswa yang ada di STPK Banau.”
Selain itu, Sukri juga mengatakan bahwa, sosialisasi yang digelar oleh Kementrian ESDM, PT. Geo Dipa Energi, dan STPK Banau Halbar cenderung hanya dijelaskan dampak positif dari keberadaan PT Geo Dipa saja.
“Karena ini sudah pastinya yang disosialisasikan pada Mahasiswa dan Pelajar SMA hanya dampak positif ketika panas bumi di Jailolo sudah digarap.” tuturnya.
Sukri juga berharap agar Pemerintah Halbar lebih peduli terhadap kebutuhan mendesak dari masyarakat Halbar khususnya di wilayah yang tersentuh pembangunan PT Geo Dipa Energi yang dominannya adalah Petani.
“Mayoritas masyarakat di beberapa desa itu kan petani, maka kehadiran PT Geo Dipa akan membunuh perekonomian masyarakat petani.” pungkasnya (Red*).